Halaman

  • Home
instagram twitter linkedin Email facebook

R A N I ' S

This Is My Online Diary

Masih di awal tahun 2020, dimana dunia sedang dihebohkan oleh sebuah pandemi yang sangat menglobal, COVID19. Mau tidak mau, suka tidak suka, masyarakat dihimbau untuk ber #socialdistancing atau yang kerap di gaungkan untuk #dirumahaja.

Di situasi yang sangat hening ini, kita diminta untuk lebih bertenang diri di rumah, melakukan isolasi diri agar setidaknya membantu memperlambat penyebaran virus ini. Dalam hal ini, aku mencoba untuk "pause" sejenak dari kehidupan luar, dan lebih mengenal dan menyelami diri sendiri.

Di masa "pause" ini, aku berkontemplasi dan berpikir mengenai apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupku. Belakangan waktu ini, beberapa bulan terakhir, merupakan masa yang cukup berat untuk perkembangan hidupku. Merasa dikecewakan oleh orang lain, tidak merasa adil oleh perlakuan semesta terhadap diriku, tidak merasa cukup akan diriku, dan pada akhirnya aku sampai pada suatu titik dan menyadari ternyata sumber malapetaka itu adalah berakar dari sebuah kata yang sangat keramat untukku. "Ekspektasi".

Baru tadi malam aku tahu, bahwa "Ekspektasi" adalah tujuan yang kita taruh di orang lain. Aku ternyata belum bisa membedakan antara ekspektasi dan tujuan. Dimana aku menyampur adukkan tujuan dan ekspektasi itu di suatu wadah yang sama. Padahal itu adalah dua hal yang sangat berlawanan. Tujuan merupakan sesuatu yang kita tanam pada diri sendiri. Tugas orang lain "hanya" membantu kita ketika butuh, bukan untuk memenuhi tujuan kita. Pantas aja, selama ini aku sudah kepalang sakit sama eksepktasi sendiri, karena terlalu bergantung ke orang lain.
Maka alangkah baiknya untuk memiliki tujuan dalam hidup, bukannya memiliki ekspektasi yang berusaha untuk diwujudkan. Karena titik beratnya adalah ke subjeknya. Kalo aja tujuan kita ga tercapai, ya gapapa, karena kita tau kemampuan dan batas yang kita miliki. Lebih kenali diri sendiri lagi dan coba untuk berdiskusi dengan diri sendiri. Bukannya malah berekspektasi, yang ada kita capek kalo itu semua tidak terjadi. Karena subjeknya adalah orang lain. Semangat untuk mengganti ekspektasi ke tujuan yah.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
AIESEC Pertama kali denger kata itu bener-benger ga ngerti apa artinya. AIESEC?? What is that? Organisasi pertukaran pelajar? Organisasi yang bisa bantu kita buat ke luar negeri dapet pengalaman? Ya! Itu yang aku tau pertama kali tentang organisasi ini. Dimulai dari "kepo" akun jejaring sosial kakak kelas di sekolah dulu sampe coba ikut seleksi.. Yang aku tau, organisasi itu bisa bikin kakak kelasku ke Russia dan punya segudang pengalaman.. Iseng-iseng aku ikutin lah seleksi masuknya lewat Exchange. Tapi apa daya masih cupu dan ga eligible jadi gagal saat tahap terakhir di sesi interview.. Inget banget, waktu sesi 1, yg conduct adalah kakak kelasku yg menginspirasikan aku dan salah seorang yang skg jadi mantannya mantan temennya pacarku -__- hah. hahah.. Ga kerasa mereka bakalan jadi orang yang berpengaruh banget dalam kehidupan aku di organisasi ini. Masuk tahap kedua, sesi interview, seorang mas2 sumatra mulai menginterview aku.. Dan gara-gara dia aku ga ketrima Exchange :( sempet sedih dan jengkel sama mas2 itu.. Tapi..... Apa daya .. Masih penasaran sama organisasi yang digandrungi kebanyakan mahasiswa Undip, dan denger kabar burung, teruslah aku coba ke seleksi selanjutnya yaitu Open Recruitmen (Oct 2011). Bermodal pengalaman kegagalan pas seleksi sebelumnya, aku dengan pede apply dan sampe ke tahap seleksi 1 (FGD) dan aku di conduct sama kakak kelas yg sama pas aku FGD di seleksi Exchange. Dan ternyata bersama 2 orang hebat yang pernah menduduki kursi tertinggi dan dibawahnya di organisasi tersebut. Ngerasa kalo ga maksimal saat menjawab pertanyaan itu, ak udah putus asa dan pasrah. Tapi nasib berkata lain. Aku lolos tahap selanjutnya. Dan sekarang aku ngerasa aku hebat karna bisa lolos dari 3 mbak2 sangar yang sangat menginspirasi saya. Lanjutlah ke tahap interview. Di tahap ini aku bertemu 2 orang petinggi organisasi di masanya. Pertanyaan demi pertanyaan aku jawab sampe keluarlah air mata. Aku ngerasa ga bakal kepilih. (iya lah lebay banget sampe nangis -__-) Tapi Tuhan berkata lain. AKHIRNYA AKU DITERIMA OLEH ORGANISASI KEREN INI!! AIESEC!! (OCT, 2011) Walaupun belum ada 1 tahun aku gabung dengan organisasi ini (sekarang July 2012), aku udah punya segudang pengalaman yang ga bakal bisa terlupakan buat aku.. I met a lot of great person in this organization, who inspire me so much.. Who made me smile, laugh, cry, joy, etc. I can't describe it in words.. Thanks AIESEC for make me like this.. For everything you give to me.. From spoiled girl until still spoiled girl i thought :p but with a lot of differences, journey, find my passion, find a lot of great friends!
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
and this is my family (plus kakak ipar)

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

About me

Constantly growing and keep being relevant. Learn anything from everyone in everywhere.

I love to share joy with peoples and talk about anything.

Let's get connected!:

normarani@gmail.com

Follow Me

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • linekdin

Blog Archive

  • Maret 2020 (1)
  • Juli 2012 (1)
  • Januari 2010 (1)

Created with by ThemeXpose